Copas tulisan dari SINI
Sudah Lama ga ngisi blog ini dengan tulisan selaen manulife :)
Cuusss..........
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Orang pintar belajar dari kesalahan mereka. Orang bijak belajar dari kesalahan orang lain. Orang bodoh tidak pernah belajar—
Semua orang ingin mencapai kebebasan keuangan. Semua orang ingi sukses
dalam mengelola uang dan berinvestasi. Akan tetapi tidak semua orang
sukses meraihnya. Bahkan banyak juga diantaranya, alih-alih meraih mimpi
yang diinginkan, malah mendapatkan mimpi buruk jika tidak gagal
ditengah jalan.
Berikut 7 kesalahan umum paling sering dilakukan orang, yang mengagalkan mereka meraih tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Tidak punya komitmen yang kuat.
Investasi membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan untuk menunda
kesenangan saat ini dengan harapan mendapatkan kesenangan yang lebih
besar dikemudian hari. Agar memiliki uang untuk diinvestasikan, kita
harus mampu menyisihkan sebagian dari pendapatan saat ini. Banyak orang
gagal menyisihkan pendapatan mereka. Alasan jamak adalah pengeluaran
yang lebih besar dari pendapatan. Sebenarnya mereka gagal bukan karena
pendapatan yang kurang, akan tetapi karena tidak memiliki komitmen untuk
mengatur pengeluaran tadi.
Ingat, pengeluaran tidak akan ada batasnya jika mau memenuhi semua
keinginan. Akan tetapi pengeluaran akan menjadi sangat terbatas jika
hanya memenuhi ‘apa yang dibutuhkan saja’. Agar bisa menyisihkan
sebagian pendapatan, kita harus mampu melakukan ‘pengorbanan’ seperti
menahan beli handphone baru selama yang lama masih berfungsi
baik. Membeli sepatu local ketimbang sepatu merek luar negeri. Mengganti
satu pak rokok sehari dengan sebutir permen. Mengganti jajan diluar
dengan makan bekal dari rumah. Banyak cara untuk memastikan pendapatan
bulanan masih tetap bersisa untuk diinvestasikan. Anda pasti bisa
menyisihkan 10-30% pendapatan saat ini. Syaratnya hanya satu, komitmen
yang kuat untuk melakukan pengorbanan.
Tidak tujuan yang jelas
Banyak orang bermimpi menjadi milyarder. Itu sah saja. Akan tetapi
sangat sedikit yang memiliki rencana ataupun tujuan yang jelas untuk
mencapainya.
Dua tahun yang lalu, saya mencoba hobby baru, yaitu lari. Lalu saya
bermimpi untuk bisa ikut lari full marathon 42 km. Untuk
merealisasikannya, saya lalu memasang target. Pertama ikut lomba 5 km.
Setelah berhasil, saya naik kelas ikut lomba lari 10 km, berikutnya 21
km dan akhirnya dalam 2 tahun saya berhasil menyelesaikan 42 km pada
Jakarta Marathon Oktober lalu.
Jika anda ingin jadi milyarder. Mulailah pasang target misalnya :
menyisihkan 10% dari penghasilan untuk di investasikan. Target itu
lewat, naikkan menjadi 20%. Pasang target belajar tentang saham, lalu
belajar tentang reksadana. Mulai investasi kecil-kecil dan terus
ditingkatkan terus. Lambat laun anda mimpi tadi akan milyarder akan
terealisasi
Investasi tanpa belajar
Tahun 2005, banyak investor reksadana pendapatan tetap menjual rugi
reksadana mereka ketika inflasi naik, bunga naik dan harga obligasi yang
menjadi isi portfolio reksadana pendapatan tetap tadi menukik tajam,
sehingga nilai reksadana mereka pun ikut menukik tajam. Banyak sekali
investor saat itu berpikir bahwa reksadana pendapatan tetap, karena kata
‘tetap’ tidak bisa turun. Dan ketika ternyata reksdana mereka turun,
mereka tidak siap, dan jual saat harga dibawah. Padahal, jika menunggu
satu setengah tahun kemudian untuk menjualnya, mereka bisa jual untung.
Ada pula investor yang rugi total setelah membeli saham tanpa
fundamental yang jelas. Atau investor emas dengan sistem margin yang
diberi label syariah harus menanggung rugi ketika harga emas terkoreksi
tajam enam bulan terakhir. Cerita seperti ini sangat jamak ditemukan.
Kenapa ini terjadi? Karena semua investor tadi melakukan investasi tanpa
pernah mempelajari risiko investasi yang bakal mereka hadapi. Akibatnya
ketika risiko itu menjadi kenyataan, dan nilai investasi mereka
bergejolak, mereka langsung panic dan membuat keputusan yang mereka
sesali dikemudian hari.
Tidak melunasi tagihan kartu kredit
Kapal karam banyak diawali oleh lubang kecil. Begitu juga rencana
finansial. Banyak yang karam karena lubang yang terus mengalir dari
tagihan kartu kredit. Apa gunanya reksadana saham yang dimiliki
menghasilkan imbal hasil 20% per tahun ketika saldo kartu kredit
terus membengkak, berbunga 36% per tahun terus melobangi kantong anda.
Sebelum investasi, lunasi dulu semua tagihan kartu kredit.
Tidak membeli asuransi
Sakit yang memerlukan biaya berobat besar dan serta kematian adalah
dua hal yang paling sering menghancurkan rencana finansial. Ketika sakit
berapa pun biaya akan kita keluarkan untuk bisa sembuh. Apapun asset
yang anda punya pasti akan direlakan buat berobat. Jika ini terjadi,
semua rencana jangka panjang akan bubar. Begitu juga kematian pasangan
yang memberikan pendapatan utama buat suatu keluarga dijamin memberi
efek yang sama. Oleh karenanya kita perlu menghilangkan risiko ini
dengan membeli asuransi.
Asuransi pertama adalah asuransi kesehatan yang memberi proteksi atas
pengeluaran besar jika kita ataupun yang orang menjadi tanggung jawab
kita mengalami sakit dan memerlukan biaya perawatan yang besar .
Sementara asuransi jiwa baru diperlukan jika kita telah memiliki
tanggung jawab terhadap istri ataupun anak. Kita perlu memastikan bahwa
mereka masih bisa hidup layak jika kita mendadak meninggal dunia.
Berapa nilai pertanggungan yang ideal? Bisa bervariasi tapi kisaran
umumnya adalah sekitar 7-10x gaji tahunan. Jangan tunda beli asuransi
jiwa ini, karena semakin berumur, premi yang anda harus bayarkan akan
semakin besar. Akan tetapi jika anda masih lajang dan belum memiliki
tanggungan, tidak perlu beli asuransi jiwa, cukup asuransi kesehatan
saja, sisa dana lainnya langsung diinvestasikan saja.
Tidak memiliki eksposure di saham
Jumlah investor reksadana di Indonesia, kurang dari 200 ribu orang
atau kurang dari 0.1% penduduk Indonesia. Sementara jumlah sub rekening
efek individu di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), lembaga yang
menyimpan dan menyelesaikan transaksi pasar modal, hingga Juli baru
tercatat 362 ribu rekening atau hanya 0.14% penduduk Indonesia. Hal ini
mencerminkan masih sangat minimnya pengenalan investor terhadap
investasi di pasar modal terutama saham. Padahal, di Negara yang sedang
berkembang dengan trend demografi yang sehat seperti Indonesia, saham
akan selalu memberikan imbal hasil yang lebih baik dari alternative
investasi lainnya. Kenapa? Karena harga saham dalam jangka panjang akan
memberi kompensasi atas risiko inflasi sekaligus merefleksikan potensi
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Banyak orang yang tidak memiliki eksposure di saham baik langsung
karena takut mengambil risiko. Padahal tanpa mengambil risiko, mereka
juga akan kehilangan kesempatan mendapatkan imbal hasil yang lebih
tinggi. Apa yang mesti kita lakukan? Kenali risiko tadi dengan
mempelajarinya. Lalu mulai investasi dengan skala yang kecil. Berikutnya
setelah pengetahuan dan pengalaman atas risiko dan potensi imbal
hasilnya dikenal dengan baik, naikkan eksposure anda secara
bertahap, hingga mencapai porsi yang ideal. Berapa porsi yang ideal?
Sangat tergantung kepada umur, toleransi atas risiko dan tujuan
investasi dan kondisi keuangan. Semakin muda usia anda, semakin besar eksposure saham
yang harus anda miliki dan sebaliknya. Rumus umum yang dipakai untuk
menentukan ekspoure di saham adalah 100 dikurangi umur. Jadi jika umur
anda 20, eksposure di saham adalah 80%, dan obligasi ataupun instrument lain dengan risiko rendah adalah 20%
Telat memulai
Investasi membutuhkan ‘waktu’ agar bisa bertumbuh seperti yang
diinginkan. Seperti halnya waktu yang dibutuhkan menunggu bibit mangga
yang ditanam tumbuh menjadi besar dan berbuah lebat. Investasi paling
tepat mulai dilakukan di waktu muda. Karena ketika memulai disaat muda,
kita punya banyak waktu membiarkan investasi tadi bertumbuh besar
seiring waktu. Ketika berinvestasi saat muda, instrument investasi yang
diambil bisa yang lebih berisiko, seperti saham, dengan harapan imbal
hasil yang lebih besar pula. Lalu, jika pun pada awal investasi, kita
melakukan kesalahan, masih banyak waktu menunggu investasi itu kembali,
dan juga banyak kesempatan untuk memperbaikinya. Beda halnya dengan
investasi di waktu tua. Sisa waktu yang investasi semakin terbatas,
sementara ekspektasi imbal hasil akan lebih kecil dibandingkan investasi
saat muda, karena tipe investasi yang cocok adalah yang memiliki risiko
lebih kecil.
Budi Budar
Senior Fund Manager, PT. Samuel Aset Manajemen.
(artikel juga dimuat di Harian Nasional, 1 Desember 2013, halaman A8)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Fokus artikel ini pada "Tidak membeli asuransi"
Silahkan dicerna maksud tulisan tersebut
Ini bukan tulisan saya sebagai agen asuransi namun ini adalah tulisan Senior Fund Manager salah satu MI terkemuka
So?????
Menghabiskan THR malah dapat THR
HOME I PRODUK MANULIFE I TRADISIONAL I UNITLINK I RIDER I BRAINSTORMING
VISI :
"MASA DEPAN MERUPAKAN INVESTASI MASA KINI, MAKA HAUS ILMULAH DI MASA KINI"
MISI :
1. MEMILIHKAN PRODUK SESUAI TUJUAN NASABAH
2. MEMASTIKAN NASABAH MENDAPATKAN HAK - HAK NYA SAAT MENJADI NASABAH MANULIFE INDONESIA
JARGON MANULIFE
"KEBAHAGIAAN SAYA ADALAH MENGETAHUI MASA DEPAN MEREKA TERJAMIN!!!"
Pilih Produk yang sesuai dengan Tujuan Keuangan Keluarga Anda:
PERLINDUNGAN JIWA :
Keluargaku, Hidupku adalah Segalanya Bagiku
KESEHATAN :
Kupersiapkan Kesehatan Keluargamu Masa Kini dan Masa Pensiun
PENSIUN :
Masa Pensiun adalah Hari Pertama Menikmati Hidup
INVESTASI :
Masa Depan Dimulai Sejak Saat Ini
PENDIDIKAN :
Anak adalah Tanggung Jawab Orang Tua bukan Investasi
Jadikan Jargon - Jargon Tersebut sebagai Jargon Pribadi kita!!!
PROMO JANUARI 2015
Premi Pertama Rp 1jt - Rp 5jt : voucher belanja Rp 100.000
Premi Pertama > 5jt - Rp 12jt : voucher belanja Rp 200.000
Premi Pertama > 12jt - Rp 24jt : voucher belanja Rp 300.000
Premi Pertama > 24jt - Rp 48jt : voucher belanja Rp 400.000
Premi Pertama > 48jt : voucher belanja Rp 500.000
RENCANAKAN KEUANGAN KELUARGA ANDA BERSAMA MANULIFE INDONESIA MELALUI SAYA
VISI :
"MASA DEPAN MERUPAKAN INVESTASI MASA KINI, MAKA HAUS ILMULAH DI MASA KINI"
MISI :
1. MEMILIHKAN PRODUK SESUAI TUJUAN NASABAH
2. MEMASTIKAN NASABAH MENDAPATKAN HAK - HAK NYA SAAT MENJADI NASABAH MANULIFE INDONESIA
JARGON MANULIFE
"KEBAHAGIAAN SAYA ADALAH MENGETAHUI MASA DEPAN MEREKA TERJAMIN!!!"
Pilih Produk yang sesuai dengan Tujuan Keuangan Keluarga Anda:
PERLINDUNGAN JIWA :
Keluargaku, Hidupku adalah Segalanya Bagiku
KESEHATAN :
Kupersiapkan Kesehatan Keluargamu Masa Kini dan Masa Pensiun
PENSIUN :
Masa Pensiun adalah Hari Pertama Menikmati Hidup
INVESTASI :
Masa Depan Dimulai Sejak Saat Ini
PENDIDIKAN :
Anak adalah Tanggung Jawab Orang Tua bukan Investasi
Jadikan Jargon - Jargon Tersebut sebagai Jargon Pribadi kita!!!
PROMO JANUARI 2015
Premi Pertama Rp 1jt - Rp 5jt : voucher belanja Rp 100.000
Premi Pertama > 5jt - Rp 12jt : voucher belanja Rp 200.000
Premi Pertama > 12jt - Rp 24jt : voucher belanja Rp 300.000
Premi Pertama > 24jt - Rp 48jt : voucher belanja Rp 400.000
Premi Pertama > 48jt : voucher belanja Rp 500.000
RENCANAKAN KEUANGAN KELUARGA ANDA BERSAMA MANULIFE INDONESIA MELALUI SAYA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment